Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

MANIFESTO GERAKAN INTELEKTUAL PROFETIK

Fitrah manusia yang dilahirkan sebagai makhluk sosial merupakan hal yang perlu dicermati dan ditelaah lebih luas. Perkembangan ilmu pengetahuan yang menyebabkan banyak pemikir-pemikir menemukan berbagai cabang ilmu yang dikorelasikan dengan kehidupan yang sedang berlangsung. Menganut dari beberpa paham yang telah ada seperti dari Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx. Dinamika sosial yang begitu cepat berubah-ubah menjadikan setiap manusia harus memiliki satu integritas dan kepiawaian dalam merumuskan suatu alat untuk gerakan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan gerakan yang terdiri dari kaum intelektual-intelektual. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik, merupakan sebuah gerakan yang harus kita cermati kata per kata terlebih dahulu. Yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah pertama, persoalan yang berkaitan dengan pemaknaaan kata dan istilah profetis yang sering kali dipandang seolah selalu identik dan paralel dengan kata dan istilah nabi atau kenabian. Kedua, persoal

IDENTITAS NASIONAL “Lupa atau Tak Ingat”

Setiap makhluk yang diciptakan dimuka bumi ini memiliki sebuah penanda untuk lebih mudah dikenali. Manusia, hewan, tumbuhan, semua yang mengisi alam semesta ini pasti memiliki sebuah penanda. Penanda itu sering kita sebut dengan identitas. Identitas ini merupakan hal yang harus dimiliki setiap warga negara yang bermukim disuatu negara. Setiap kali kita mengikuti sebuah aktifitas apapun pertama kali yang ditanyakan adalah ‘Identitas’. Identitas bagi setiap manusia dapat kita ketahui dengan cara pengisian form di setiap kebutuhan. Contohnya untuk mendaftar sekolah, mendaftar kerja, membuat KTP, membuat paspor, menjadi nasabah di sebuah bank, sebelum menikah pun kita mengisi form identitas. Sebuah identitas sangatlah penting bagi setiap individu yang bermukim di suatu wilayah untuk dapat saling mengenal satu sama lain. Jika dikorelasikan dengan sebuah negara pasti setiap negara memiliki yang dinamakan identitas nasional. Identitas berasal dari kata ‘Identity’ yang memiliki arti ciri-c

Sedikit cerita H-2

Tinggal hitungan hari kita semua umat muslim didunia akan segera meninggalkan bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh maghfiroh, penuh ampunan, penuh dengan silaturahmi. Bulan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan 1433 H. Begitu banyak hal yang telah kita lakukan hampir satu bulan ini, bulan yang istimewa bagi saya pribadi dan mungkin juga bagi pembaca blig saya, hehe. Mengapa demikian ? jawabannnya pasti banyak dan berbeda beda setiap individu. ladang amal yang berlimpah pada bulan ramadhan, silaturahmi yang terjalin begitu erat begitu indah dilihat tanpa adanya permusuhan antara satu dengan yang lainnya. Mengesampingkan hal-hal yang bersifat pribadi untuk kepentingan bersama. pada bulan ramadhan banyak sekali agenda untuk buka bersama dengan teman, berbagi dengan anak yatim piatu, lebih giat pergi ke masjid, musholla, langgar, ataupun surau. Hal ini akan segera kita tinggalkan dengan menghitung jari. tempaan selama 1 bukan penuh agar menjadi pribadi yang bertakwa dan beriman kepada Al

Cerdas atau Kurang Cerdas

Udah lama ngga nulis di blog tercinta. Kangen juga rasanya walau yang baca ga ada, tapi tetep seneng aja. Banyak yang ingin kutulis sebenarnya, kemarin ada banyak banget peristiwa. Kayaknya blog ini kurang update..hehe, dari  ancang-ancang pemerintah akan menaikkan bahan bakar minyak hingga dibawa ke meja paripurna begitu hebohnya para anggota dewan, ekpektasi masyarakat mulai dari kalangan teman-teman buruh hingga teman-teman intelektual mahasiswa. Demo dimana-mana, banyak aksi yang direncanakan sebelum tanggal 1 April. Desas-desus akan naiknya harga BBM ini tidak menjadi hal yang luar biasa bagi rakyat. Sedikit kita perlu melihat sudut pandang rakyat di Indonesia ini. Kita mulai buka hati, buka mata, buka pikiran. Kita jangan melihat dari satu sudut yang kita anggap benar dan itulah yang terbenar, perlu kita semua ketahui bahwa semua anggapan yang kita anggap benar belum tentu benar. Mengapa demikian, pasti menimbulkan pertanyaan bagi sebagian manusia Indonesia ataupun hampir selur
Minggu kemarin SMA/SMK/MA melaksanakan yang namanya Ujian Nasional, minggu ini SMP sederajat pun melaksanakan Ujian Nasional. Sekolah dasar pun tak mau kalah dekat-dekat ini semua SD di  nusantara akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Sekali lagi ini polah pemerintah yang menurut saya kurang arif, berbicara soal pendidikan tidak akan ada habisnya, menilik dari semua pengalaman yang telah terjadi ujian nasional atau apapun namanya hanya sebuah cara yang kurang efektif dilakukan di negara kita ini. Pengelompokan mata pelajaran pun menurut saya bukan hal yang bijak. Semua berpikiran ke intelegensi, Indonesia menjadi budak pendidikan yang salah selama bertahun-tahun. Kita bisa melihat output dari sistem pendidikan yang amburadul tidak karuan, mau menyalahkan sistem sepertinya kita semua sudah terbawa pada tepi jurang yang dalam, mau diselamatkan yang sadar tak bertindak, saling menjatuhkan malah lebih banyak. Para pendidik sekarang banyak sekali dan kebanyakan dari

Indonesia pun Dilema

Udah lama ngga nulis di blog tercinta. Kangen juga rasanya walau yang baca ga ada, tapi tetep seneng aja. Banyak yang ingin kutulis sebenarnya, kemarin ada banyak banget peristiwa. Kayaknya blog ini kurang update..hehe, dari   ancang-ancang pemerintah akan menaikkan bahan bakar minyak hingga dibawa ke meja paripurna begitu hebohnya para anggota dewan, ekpektasi masyarakat mulai dari kalangan teman-teman buruh hingga teman-teman intelektual mahasiswa. Demo dimana-mana, banyak aksi yang direncanakan sebelum tanggal 1 April. Desas-desus akan naiknya harga BBM ini tidak menjadi hal yang luar biasa bagi rakyat. Sedikit kita perlu melihat sudut pandang rakyat di Indonesia ini. Kita mulai buka hati, buka mata, buka pikiran. Kita jangan melihat dari satu sudut yang kita anggap benar dan itulah yang terbenar, perlu kita semua ketahui bahwa semua anggapan yang kita anggap benar belum tentu benar. Mengapa demikian, pasti menimbulkan pertanyaan bagi sebagian manusia Indonesia ataupun hampir se

TIPISNYA SUKSES DAN BAHAGIA

Setiap manusia pasti memiliki impian dan angan-angan yang menjadikan diri mereka berjuang untuk mendapatkan impian dan harapan mereka. Merupakan suatu hal yang wajar bagi setiap individu bahkan keharusan setiap jiwa manusia. Mungkin kita masih ingat dengan pepatah bahwa gantungkanlah cita-citamu setinggi langit . Awal mendengarnya pribadi ini agak kaget dan tersentak, mungkin bisa tertawa terbahak-bahak. Bayangkan saja cita-cita itu digantungkan, ini yang menyebabkan generasi sekarang memiliki cita-cita yang sangat luar biasa, tapi semuanya hanya digantungkan. Sebetulnya kata tersebut kurang relevan bila ditelan mentah-mentah karena setiap manusia berhak memilih dan memiliki cita-cita yang tinggi, tapi tidak hanya digantungkan haruslah didapatkan. Bagaimana cara mendapatkan hal tersebut, dengan berusaha tanpa kenal lelah. Kadang ada orang yang mengungkapkan keluh kesahnya untuk apa dia hidup di dunia ini, buat apa dia bersekolah tinggi, untuk apa semua aktifitas yang dilakukannya. Jik

10 Maret 2012

SUDUT BALIK INDONESIA Oleh : Ilham Jabbar Prabowo Roda pemerintah di Indonesia telah berganti dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya. Banyak perubahan yang telah terjadi baik pada pemerintahan pertama hingga sekarang. Bagaimana cara pemimpin menjalankan roda pemerintahan pun sangat berbeda-beda, dapat kita cermati dari pemimpin pertama hingga pemimpin keenam. Negara kita karena menganut sistem presidensill maka kepala pemerintahan kita disebut presiden, jadi untuk kali ini pemimpin akan disebut presiden. Era perjuangan yang diusung sangat berbeda, dapat kita lihat bagaimana para kakek dan nenek kita jika bercerita tentang perjuangan pada jaman mereka kita dapat terenyuh dan serasa berada dalam jaman yang mereka telah lalui. Ada namanya romusa, tanam paksa, kerja rodi, pakaian karung goni, dan lain sebagainya, hal ini merupakan sisa-sisa sejarah yang masih bisa terungkapkan sebelum adanya nama Presiden. Bagaimana para kaum muda pada saat penjajah berjuang, dari kalangan bangsawan, ka