Indonesia dirasa sedang gusar saat ini, hal ini terjadi karena DPR RI telah mengetuk palu bahwa Pilkada untuk memilih kepala daerah kembali diserahkan kepada DPRD. Pembahasan yang telah dilakukan sekitar 3 tahun yang lalu ini membuahkan hasil dini hari kemarin. Dengan hasil tersebut, banyka kalangan yang menyayangkan hasil tersebut. Dari pengamat politik, masyarakat yang mendukung Pilkada langsung dan semua elemen bangsa yang merasa demokrasi di Indonesia kembali pada era awal reformasi dahulu.
Bahasan ini semakin memanas setelah salah satu pasangan gagal menjadi seorang pemimpin Republik Indonesia. Dengan mengusung keadilan bagi rakyat, ternyata pendukungnya di parlemen banyak memilih Pilkada secara tak langsung. Sedangkan tim yang berkuasa saat ini tidak dapat berkata banyak karena kalah suara saat voting.
Publik melihat hal ini adalah kesalahan Presiden RI yang masih menjabat saat ini, hujatan di twitter mencapai ribuan. Seakan hal tersebut menyalahkan Presiden, sebetulnya hal tersebut tidak sepatutnya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Kita harus bisa berpikir logis, menyalahkan anggota dewan yang duduk di DPR, belum tentu juga mereka salah. Mereka juga rakyat, mereka dipilih oleh rakyat, tapi lagi-lagi kepentingan politik yang sangat kuat menjadi dasar dari semua yang terjadi saat ini.
Ini baru satu permasalahan, masih banyak hal lain yang belum terekspose oleh media, payung hukum untuk keperawatan dan tenaga kesehatan. Ini juga sedikit-demi sedikit mulai menyeruak ke permukaaan dan ke telinga masyarakat.
Apa yang terjadi saat ini, merupakan catatan sejarah reformasi di Indonesia, oleh sebab itu jangan saling menyalahkan, jadikan proses ini sebuah pembelajaran bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepada wakil rakyat dan anggota dewan yang terhormat, ini sebagai wanti-wanti untuk dapat bekerja dengan maksimal dan mementingkan kepentingan dan kemauan rakyat.
Salam Demokrasi :)
Komentar
Posting Komentar