Langsung ke konten utama

Perlu Korban untuk Pendewasaan Suporter


Haringga Sirila. Salah seorang suporter JakMania yang menjadi perbincangan beberapa hari ini. Suporter militan Persija itu meninggal karena dikeroyok sejumlah suporter Persib Bandung. Minggu (23/9) lalu menjadi minggu kelabu bagi sepak bola Indonesia dan suporter Indonesia. 

Rivalitas Persija Jakarta dan Persib Bandung sudah terjadi sejak era persyarikatan. Tidak hanya klub nya saja yang bersaing di dalam lapangan selama 90 menit. Namun juga berimbas pada suporter. Ya, JakMania dan Bobotoh. Haringga bukan satu-satunya korban melainkan korban yang sudah lebih dari 50 orang. 
Duel El Classico layaknya Real Madrid melawan Barcelona di Liga Spanyol. Manchester United melawan Liverpool di Liga Inggris. Duel sekota layaknya Inter Milan dengan AC Milan yang cukup menyedot banyak penonton. Kejadian meninggalnya suporter saat laga sepak bola tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Inggris punya sejarah kelam. Tragedi Heysel, saat pertandingan final Liga Champions antara Liverpool menghadapi Juventus. 
39 nyawa melayang dan ratusan luka-luka pada pertandingan yang digelar di Brusell, Belgia 29 Juni 1985 lalu. Potret kelam itu berdampak pada tim Liga Inggris tidak boleh turun pada gelaran Liga Champions Eropa selama lima tahun. Liverpool dikenai sanksi enam tahun tidak boleh ikut Liga Champions. Sanksi tegas dari UEFA (Federasi Sepak Bola Eropa) itu memberi waktu kepada seluruh elemen, suporter, klub, federasi dan pemerintah berbenah untuk kebaikan sepak bola di masing-masing negara tersebut. 
Itu menjadi contoh sanksi bagi suporter di Inggris. Pendewasaan bagi suporter untuk berbenah. Sanksi tegas itu juga dapat dilakukan oleh Indonesia untuk menyikapi tragedi Haringga. Memang perlu sanksi untuk pendewasaan. Jeruji penjara saja tidak cukup karena suporter sepak bola di Indonesia cukup banyak. Sepak bola sudah menjadi alat pemersatu bangsa. Efek jera harus dilakukan sebagai langkah pendewasaan. Tidak cukup satu atau dua tahun. Tapi butuh waktu berkesinambungan. 
Paguyuban suporter yang sudah ada di beberapa tim Indonesia harus kompak. Nota damai yang diusulkan oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menjadi opsi awal. Agar nantinya tidak terjadi lagi kejadian serupa. Selain itu memberikan edukasi kepada suporter yang tidak terdaftar di paguyuban suporter agar memahami fanatisme. Elemen suporter simpatisan ini yang sulit dibendung. 
Adanya paguyuban layaknya, Aremania, Bonek, JakMania, Viking, Bobotoh, Snex, Banaspati, dan lainnya cukup efektif membendung anarkismes suporter. Adanya perkumpulan atau paguyuban itu membuat para suporter terwadahi dengan baik. Ada inovasi berupa pembuatan kaos atau merchandise yang bisa digunakan untuk operasional suporter. Kadang malah suporter ini melakukan galang dana untuk membantu keuangan klub. Ini tidak satu atau dua suporter namun beberapa perkumpulan suporter melakukan hal demikian karena keuangan klub tidak sehat. 
Klub itu butuh suporter. Ungkapan ini biasanya diucapkan oleh manajemen dan pelatih saat konferensi pers saat timnya menang. Tanpa suporter klub hanyalah sebuah klub tanpa pendukung. Suporter membuat klub dikenal luas. Pendapatan saat laga kandang juga menjadi pemasukan bagi klub. 
Rivalitas yang terjadi di lapangan maupun suporter ini bisa dikondisikan dengan manajemen yang baik. Pendekatan dari semua lini, tidak hanya paguyuban suporter saja (petinggi suporter), namun juga dari pihak klub dan pemerintah. Pemerintah harus hadir disini. Banyak lembaga yang manaungi olahraga. Kemenpora, KONI, BOPI, Satlak Prima, dan semua yang membidangi olahraga harus bersatu. Indonesia bisa bersatu saat pertandingan melawan negara lain. Melepaskan semua atribut klub dan mendukung satu negara yaitu Indonesia. Edukasi dan pendekatan kepada suporter ini yang harus dilakukan oleh semua elemen. 
Sepak bola di Indonesia sudah mengarah kepada industri. Untuk dan rugi pasti dipikirkan oleh pihak manajemen. Namun hal tersebut jangan menjadi alasan bagi pemangku klub untuk diam dan tidak bertindak dengan suporter. Suporter ini perlu dirangkul, tidak hanya petinggi suporter saja namun juga sampai akar rumput.
Regulasi bagi suporter juga perlu dibuat. Apa yang boleh dibawa, apa yang boleh diucapkan, apa yang boleh dilakukan selama di stadion. Berapa denda yang diberikan saat terjadi ricuh, pelemparan botol ke lapangan. Harapannya tidak ada lagi aksi-aksi yang menjurus kriminal. Saya pernah dilempar botol dan batu saat pertandingan chaos. Tertahan di stadion pun pernah. 
Beberapa tulisan diatas merupakan pengalaman saya selama dua tahun menjadi wartawan olahraga di Eks Karesidenan Pati. Saya bisa melihat dan mendengar sendiri, yel-yel dan koreografi yang dipertontonkan para suporter. Meski memang tidak bisa dipungkiri kata-kata kasar dan yel-yel yang cenderung rasis selalu terucap. Dampaknya memang banyak apalagi ada anak-anak di dalam stadion. 
Harapannya ini menjadi masalah yang tuntas dan menemukan solusi terbaik. Tetap positif untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Sehingga nantinya bukan korban jiwa yang jadi tumbalnya melainkan korban waktu, tenaga, rasa, pikiran dan material.
Bangkit Sepak Bola Indonesia !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Saling Salah dan Menyalahkan

Indonesia dirasa sedang gusar saat ini, hal ini terjadi karena DPR RI telah mengetuk palu bahwa Pilkada untuk memilih kepala daerah kembali diserahkan kepada DPRD. Pembahasan yang telah dilakukan sekitar 3 tahun yang lalu ini membuahkan hasil dini hari kemarin. Dengan hasil tersebut, banyka kalangan yang menyayangkan hasil tersebut. Dari pengamat politik, masyarakat yang mendukung Pilkada langsung dan semua elemen bangsa yang merasa demokrasi di Indonesia kembali pada era awal reformasi dahulu. Bahasan ini semakin memanas setelah salah satu pasangan gagal menjadi seorang pemimpin Republik Indonesia. Dengan mengusung keadilan bagi rakyat, ternyata pendukungnya di parlemen banyak memilih Pilkada secara tak langsung. Sedangkan tim yang berkuasa saat ini tidak dapat berkata banyak karena kalah suara saat voting. Publik melihat hal ini adalah kesalahan Presiden RI yang masih menjabat saat ini, hujatan di twitter mencapai ribuan. Seakan hal tersebut menyalahkan Presiden, sebetulnya hal te

tulisan akhir januari 2013

Ini tulisan sudah hampir satu tahun, tapi baru diunggah akhir tahun 2013. Buat informasi dan pembelajaran saja deh hehe. mungkin kondisinya sudah berbeda dengan kondisi pada waktu januari 2013. Sebetulnya tugasnya kurcaci kecil hehehe, selamat membaca... KEPULAUAN SAMPAH Manusia tak hanya berinteraksi dengan manusia melainkan juga dengan lingkungan sekitar manusia itu tinggal. Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang berisi tentang dinamika masyarakat, dimana interaksi sosial masyarakat, konflik dan yang berhubungan dengan keadaan dimana interaksi sosial antar individu terjadi. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang dapat kita amati dan kita lihat di sekeliling kita, lingkungan fisik ini juga tidak lepas dari peran manusia dan masyarakat yang ada disekitarnya. Berbagai macam problematika yang dialami dalam suatu daerah ataupun wilayah semuanya terpusat pada individu dan juga lingkungan mereka. Lingkungan yang n